Senin, 22 Maret 2010

Akibat Karena Memakai Narkoba

Narkoba dikatakan berbahaya tetapi tetap saja ada orang yang memakainya, tidak Cuma badan kamu yang rusak, fisik, mental dan otak kamu juga sudah nggak bakalan beres. Makanya jangan sekali-sekali deh cobain barang sampah seperti ini. Bisa-bisa kamu masuk penjara atau malah mati akibat overdosis. Mau kamu terima akibat seperti itu hanya karena nggak tahu atau Cuma ngikut-ngikut temen kampungan yang pengen dibilang ‘gaul’? nah ini akibat kalau kamu sampai nekat coba-coba pakai narkoba.

AKIBAT PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA
1. Merusak susunan syaraf pusat atau merusak organ-organ tubuh lainnya, seperti hati dan ginjal, serta penyakit dalam tubuh seperti bintik-bintik merah pada kulit seperti kudis, hal ini berakibat melemahnya fisik, daya fikir dan merosotnya moral yang cenderung melakukan perbuatan penyimpangan social dalam masyarakat.
2. Dalam memenuhi kebutuhan penggunaan narkotik, mereka dengan menghalalkan segala cara untuk memperoleh narkotik. Yang awalnya menjual barang-barang hingga melakukan tindakan pidana.

JENIS DAN EFEK NARKOBA
A. NARKOTIKA
1. HEROIN
Bersifat Depresan. Dikenal dengan nama putaw, heroin, morfin
Karakateristik:
• Bentuk : seperti Kristal-kristal yang sangat halus atau detergen, dibuat tablet/kapsul dan liquid injeksi.
• Warna : putih sampai putih gading, abu-abu suram, abu-abu kecoklatan atau coklat.
• Bau : seperti cuka yang lemah sampai berbau tajam
• Cara penggunaan : disuntikkan, atau dihirup (sniffing)
Efek:
• Paling sering menimbulkan KEMATIAN akibat OVERDOSIS.
• Menimbulkan rasa ngantuk, lesu, penampilan “bodoh” jalan melayang dan rasa senang yang berlebihan
• Gejala putus zat tidak mengancam secara fisik, melainkan psikis : rasa tidak nyaman pada perut, kram otot, nyeri tulang, gejala seperti flu.
• Problem Kesehatan : ada bekas pada daerah menyuntik, tetanus, HIV/AIDS, radang/gagal ginjal, Heaptiits B dan C, merusak urat saraf, impotensi, over dosis (OD=koma=sekarat), problem jantung, dada dan paru-paru.

2. GANJA
Bersifat halusinogen. Dikenal dengan sebutan Marijuana, Gele, Cimeng, Budha Stick, Hashis.
Karakteristik
Menimbulkan ketergantungan psikis, terutama bagi mereka yang rutin menggunakan.
Bentuk : daun kering, cairan yang lengket, minyak.
Efek:
• Menurunkan keterampilan morotik, bingung, kehilangan konsentrasi, penurunan motivasi, paranoid.
• Komplikasi kesehatan pada daerah pernapasan, system peredaran darah, produksi sperma menurun, pengecilan zakar, mencegah kematangan ovum.

3. KOKAIN
Bersifat Stimulant
Dikenal dengan sebutan Coke, snow, Rock, Cocaine, Flake.
Karakteristik:
• Berupa serbuk Kristal dan dihirup lewat hidung
Efek:
• Akan menyebabkan paranoid dan halusinasi
• Menimbulkan perasaan kurang percaya diri
• Memperburuk system pernapasan dan gangguan pada otak

B. PSIKOTROPIKA
1. JENIS OBAT PENENANG
Bersifat Depresan. (obat tidur, pil koplo, BK Nipam, Valium Lexotan, dll.)
Efek:
• Bicara menjadi pelo, memperlambat respom fisik, mental, dan emosi, peningkatan percaya diri semu
• Dalam dosis tinggi akan menimbulkan perasaan cemas, sensitive, marah
• Penggunaan campuran dengan alcohol akan menghasilkan kematian
• Gejala putus zat bersifat lama dan serius

2. EKSTASI
Bersifat stimulant. Dikenal dengan sebutan inex, Xtc, Huge Drug, Clarity, Butterfly, Black Heart.
Karakteristik:
• Bentuk berupa tablet warna-warni
• Cara penggunaan ditelan secara langsung
Efek:
• Peningkatan detak jantung dan tekanan darah, hilangnya control, peningkatan rasa percaya diri semu, hiperaktif (tidak bisa diam), apatis (cuek), insomnia, berhalusinasi.
• Setelah efek diatas, biasanya akan terjadi perasaan lelah cemas, dan depresi yang dapat berlangsung beberapa hari.
• Kematian dilaporkan karena tidak seimbangnya cairan tubuh, karena dehidrasi atau kekurangan cairan.
• Problem kesehatan lain adalah merusak system saraf pusat, rdang ginjal, hepatitis.

3. METHAMPHETAMINE
Bersifat stimulant (shabu-shabu)
Karakteristik:
• Berupa serbuk Kristal, cara penggunaan dihirup dengan bantuan alat (bong)
Efek:
• Menimbulkan perasaan melayang sementara, yang berangsur-angsurmembangkitkan kegelisahan luar biasa.
• Berat badan menyusut, halusinasi (tidak sejalan dengan pikiran)
• Curiga berlebihan, sensitive, depresi, paranoid, insomnia, amnesia, tulang menjadi rapuh, radang ginjal, pembekakan jantung.

4. ALKOHOL
Bersifat stimulant
Karakteristik:
• Bentuk berupa cairan
Efek:
• Memperlambat kerja system saraf pusat, memperlambat kerja system saraf pusat, reflek motorik, menekan pernapasan, denyut jantung dan mengganggu penalaran dan penilaian.
• Menimbulkan perilaku kekerasan, meningkatkan resiko kecelakaan lalu lintas.
• Gejala putus zat mulai dari hilangnya nafsu makan, sensitive, tidak dapat tidur, kejang otot, halusinasi bahkan kematian.


5. HALUSINOGEN
(Jamur kotoran kerbau, Kecubung)

Karakteristik:
• Menimbulkan halusinasi
Efek:
• Bekerja pada system saraf untuk mengacaukankesadran dan emosi pengguna.
• Perasaan “sejahtera” perubahan pada proses pikir, hilangnya control.

KATALISATOR

KATALISATOR

Katalisator adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi dengan maksud memperbesar kecepatan reaksi. Katalis terkadang ikut terlibat dalam reaksi tetapi tidak mengalami perubahan kimiawi yang permanen, dengan kata lain pada akhir reaksi katalis akan dijumpai kembali dalam bentuk dan jumlah yang sama seperti sebelum reaksi.

Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan reaksinya (mempercepat reaksi) dengan jalan memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi dan dibentuknya tahap-tahap reaksi yang baru. Dengan menurunnya energi pengaktifan maka pada suhu yang sama reaksi dapat berlangsung lebih cepat.
Ada dua macam katalisator :
1. Katalisator positif, yang mempercepat reaksi.
2. Katalisator negatif, yang memperlambat reaksi.

Kedua katalis ini sangat penting.
Katalis negatif, anti oksidan yang diberikan dalam karet/makanan sebagai pengawet agar jangan terjadi oksidasi. Karena katalis pada akhir reaksi tidak pernah berubah berarti ia tidak memberikan energi pada reaksi. Juga dibuktikan bahwa katalis tidak mempengaruhi keadaan setimbang. Yang dipengaruhi hanyalah kecepatan untuk mencapai keadaan setimbang.

Tipe – tipe Katalisator

Katalis Homogen.
Apabila zat-zat yang bereaksi (reaktan) dan katalis berada dalam satu fasa maka katalis disebut katalis homogen.
Cara kerja dari katalis homogen ini ialah dengan merendahkan energi aktivasi dari reaksi, yaitu dengan jalan membentuk persenyawaan intermediete dengan reaktan, kemudian persenyawaan ini akan mengurai dengan spontan atau bereaksi dengan zat lain membentuk hasil akhir yang diinginkan.

Katalis Heterogen.
Adalah katalis yang membentuk fasa terpisah dengan zat-zat yang bereaksi. Contohnya MnO2 atau Fe2O3 yang mempercepat penguraian KClO3.


Autokatalisa.
Ada beberapa reaksi yang dikatalisa oleh salah satu hasil reaksinya. Misalnya oksidasi dari asam oksalat oleh KmnO4 dalam suasana asam. Reaksi mula-mula berjalan lambat, tetapi makin lama makin cepat karena adanya ion Mn++ yang bertindak sebagai katalis.

Tipe-tipe dari reaksi katalis
Katalis dapat dibagi berdasarkan dua tipe dasar - heteregon dan homogen. Didalam reaksi heterogen, katalis berada dalam fase yang berbeda dengan reaktan. Di dalam realso homogen, katalis berada dalam fase yang sama dengan reaktan.

Apa itu fase?
Jika kita melihat suatu campuran dan dapat melihat suatu batas antara dua komponen, dua komponen itu berada dalam fase yang berbeda. Campuran antara padat dan cair terdiri dari dua fase. Campuran antara beberapa senyawa kimia dalam satu larutan terdiri hanya dari satu fase, karena kita tidak dapat melihat batas antara senyawa-senyawa kimia tersebut.
Kita mungkin bertanya mengapa fase berbeda denga istilah keadaan fisik (padat, cair dan gas). Fase juga meliputi padat, cair dan gas, tetapi lebih sedikit luas. Fase juga dapat diterapkan dalam dua zat cair (sebagai contoh, minyak dan air) dimana keduanya tidak saling melarutkan. Kita dapat melihat batas diantara kedua zat cair tersebut.
Jika Anda lebih cermat, sebenarnya diagram diatas menggambarkan lebih dari fase yang diterakan. Masing-masing, sebagai contoh, beaker kaca merupakan fase zat padat. Sebagian besar gas yang berada diatas zat cair juga merupakan salah satu fase lainnya. Kita tidak perlu memperhitungkan fase-fase tambahan ini karena mereka tidak mengambil bagian dalam proses reaksi.