Selasa, 28 Desember 2010

Resensi Novel KING

Judul : KING
Penulis : Iwok Abqary
Penerbit : Gradien Mediatama
Tahun : 2009
Genre : Novel Anak
Tebal : 152 Halaman
ISBN : 978-602-826-029-9
Text Bahasa : Indonesia

Di bawah ini adalah cerita tentang novel King, sebuah novel adaptasi dari film dengan judul sama, yang diluncurkan pada tanggal 25 Juni 2009.

KING berasal dari nama seorang juara bulu tangkis yang berjaya pada tahun 1970-an. Kisah hidup seorang atlet kelahiran Kudus yang tersohor dengan jumping smash-nya tersebut, yang bernama GUNTUR, anak dari Bapak Tejo di Dusun Jampit, Banyuwangi, Jawa Timur. Sebuah dusun yang berada di kaki Gunung Ijen. Semangat juang dan prestasinyalah yang menjadi saripati cerita, merasuk ke dalam hati dan pikiran seorang ayah kala melihat potensi pada putra semata wayangnya. Guntur harus rela menerima perlakuan tangan besi ayahnya, Pak Tejo, yang sebentar-sebentar menyebut nama King. Tak bisa dipungkiri, bakatnya terlalu cemerlang untuk dibiarkan begitu saja. Terlepas dari keterbatasan Guntur dan lingkungannya, terutama Pak Tejo yang mencari nafkah dengan menjadi pemungut bulu angsa, banyak pihak menunjukkan kepedulian terhadap ayah-anak ini. Bahkan Raden, sahabat karib Guntur, nekat melakukan banyak hal yang dianggap membantu seperti menukar pemukul kasur Michelle dengan raket bekas ketika raket Guntur tidak lagi layak pakai.

Latar yang relatif jarang ditengok masyarakat, yakni desa Jampit di Banyuwangi, merupakan kekuatan tersendiri cerita novel ini. Di tengah gempuran hingar-bingar program televisi yang menjanjikan mimpi indah mulai dari aneka iklan produk teknologi sampai yang ‘sepele’ seperti makanan impor, KING justru memaparkan betapa Pak Tejo harus melepaskan benda segi empat yang telah lama menghuni rumah demi memuluskan cita-cita tanpa menanggung beban malu akibat terlalu sering dibantu. Melalui karakter Michelle, pembaca KING yang masih tergolong anak-anak dan pra remaja diajak menilik warna lain kehidupan yang tak selalu cerah. Menariknya lagi, konflik berlandaskan persaingan antara Guntur dan Arya tidak dieksploitasi berlebihan sehingga terbilang proporsional untuk kondisi anak-anak.

7 Kunci Sukses

Sukses itu tidak hanya dinilai lewat materi. Orang yang sukses adalah orang yang telah berhasil meraih sesuatu tujuan. Tujuan ini bisa dalam berbagai rupa, seperti keuangan, cinta, keluarga, dan sebagainya. Banyak orang menyalah gunakan materi atau uang untuk mengukur kesuksesan seseorang.


1. Mempunyai Tujuan

Kita harus punya tujuan. yaitu satu tujuan utama, agar kita bisa lebih konsentrasi untuk meraih tujuan utama itu. Tujuan tersebut harus menuju ke arah yang sama atau berdampingan dan tidak bertolak belakang.


2. Rajin dan Tekun

Kita juga harus rajin bekerja dan tekun pada apa yang sedang kita lakukan untuk tujuan utama. Kesuksesan itu tidak bisa diraih dalam sekejap mata. Proses untuk meraih kesuksesan itu membutuhkan kerajinan dan ketekunan.


3. Semangat dan Pantang Menyerah

Kita harus bersemangat dan pantang menyerah dalam menjalani suatu tujuan kita, dan apabila kita mengalami sesuatu halangan ataupun kegagalan dalam perjalanan menuju sukses, harus mau mencoba lagi, tidak akan berhenti pada saat itu, karena orang yang dianggap sukses pasti sudah pernah mengalami kegagalan dan selalu bangun dan maju terus pantang mundur. Orang yang gagal sekali dan langsung menyerah, tidak akan pernah sukses.


4. Percaya diri dan bersikap optimis

Orang sukses itu butuh percaya diri dan yakin pada dirinya sendiri kalau dia pasti bisa, tidak ada yang tidak mungkin. Semua bisa diraih asalkan rajin dan percaya dengan kemampuan diri sendiri. Selalu bersikap optimis terhadap hal-hal yang mungkin membuat anda berpikir untuk menyerah.


5. Berani Mengambil Resiko

Orang sukses mau mengambil risiko. Mereka berupaya untuk mencapai target, melakukan penghematan, membangun relasi dengan banyak orang, dan gesit mencoba sesuatu yang baru guna mengikuti perkembangan zaman.


6. Beribadah dan Berdoa

Apapun profesi kita,jangan pernah memandang rendah.karena pekerjaan yang kita lakukan adalah sesuatu yang mulia bagi keluarga dan tentunya diri kita sendiri.jadi,anggaplah bekerja itu ibadah , karena sesuatu yang dikerjakan dengan ikhlas akan terasa nikmat dan indah dalam menjalaninya, Tuhan ada dimana-mana, bukan hanya ditempat ibadah, jadi lakukanlah yang memang benar-benar baik, karena Tuhan mengawasi kita.


7. Menyerahkan semua kepada Tuhan

sekali lagi,manusia hanya bisa berusaha dan hanya Tuhan yang menentukan langkah keberhasilan kita. jangan lupa dalam bekerja apapun profesi kita, dan apapun agama yang kita anut, berdoa agar selalu mendapat berkah saat bekerja.