Status gizi anak balita di Indonesia sangat memperihatinkan, dari tahun ke tahun tidak mengalami perbaikan. Gizi buruk memang bukan problema baru di negeri ini. Namun yang pasti, masalah ini tidak bisa dilihat sebelah mata. Kasus kematian tertinggi pada anak pada usia kurang dari satu tahun disebabkan gizi buruk.
Gizi buruk adalah kekurangan asupan zat gizi makro seperti karbohidrat, lemak dan protein atau kekurangan zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral. Kebutuhan zat tersebut berbeda, tergantung pada usia dan jenis kelamin. Gizi buruk paling sering disebabkan oleh faktor kemiskinan. Sedangkan faktor lain yang berperan penting adalah kecukupan produksi pangan, situasi politik dan ekonomi, bencana alam, peperangan, tingkat pendidikan dan sanitasi lingkungan. Selain itu kebiasaan memberi ASI, tingkat penyakit infeksi, ada atau tidaknya program gizi yang baik disertai dengan tenaga kesehatan yang terlatih di bidang gizi juga punya andil.
Secara umum masalah malnutrisi atau gizi buruk disebabkan tidak mencukupinya asupan gizi. Penyerapan gizi pun tidak berlangsung dengan baik sehingga mengakibatkan anak mudah terserang penyakit. Anak dengan gizi buruk dapat mempengaruhi kesehatan tubuh baik secara fisik maupun mental. Semakin parahnya kondisi gizi buruk yang diderita maka resiko terjadinya masalah kesehatan secara fisik akan semakin besar. Kekurangan asupan zat gizi juga mempengaruhi kecerdasan anak.
Tanda-tanda dari gizi buruk pada anak dapat dilihat dari :
1.Tinggi dan berat badan kurang dari standar deviasi ukuran normal sesuai dengan usia dan jenis kelamin. Berat badan yang kurang menandai kalau gizi buruk yang dideritanya akut (belum lama). Sedangkan jika tinggi badan kurang dan berat badan kurang berarti kondizi gizi buruk sudah kronis (menahun).
2.Anak selalu cengeng dan rewel.
3.Mudah terkena infeksi seperti infeksi saluran nafas dan diare.
4.Muka cekung, rambut merah dan tipis, mudah patah dan rontok.
5.Penderita gizi buruk pada jenis tertentu akan menimbulkan bengkak di sekujur tubuh.
Sedangkan tanda-tanda penderita gizi buruk secara umum orang dewasa adalah sebagai berikut :
1.Berat badan kurang dari indeks masa tubuh normal yakni di bawah 18,5 kg/m2.
2.Kulit menjadi tipis dan kusam.
3.Daya tahan tubuh menjadi menurun dan mudah terkena infeksi.
4.Pada penderita gizi buruk kasus berat dapat menimbulkan bengkak di seluruh tubuh.
Penanganan gizi buruk harus dilakukan oleh tenaga medis yang berpengalaman dalam menilai dan mengatasi gizi buruk. Sebab gizi buruk harus ditangani secara bertahap dan hati-hati agar tidak menimbulkan masalah kesehatan, karena tubuh penderita gizi buruk memerlukan adaptasi, sehingga pemberian makan harus dilakukan bertahap dan perlahan-lahan.
Makanan yang diberikan oleh oleh dokter atau ahli gizi merupakan makanan yang bergizi dan diberikan secara bertahap. Dimulai dengan makan sedikit lalu ditingkatkan secara bertahap dengan pemeriksaan medis dan laboratorium secara teratur. "Pemberian makanan secara langsung dalam jumlah besar dapat membahayakan pasien gizi buruk karena dapat menimbulkan refeeding syndrome yang dapat berakibat fatal pada kematian.
Gizi buruk umumnya juga disebut sebagai Malnutrisi Energi Protein (MEP). MEP dikenal ada 2 jenis, yaitu marasmus dan kwashiorkor. Marasmus dikenal dengan hilangnya otot dan lemak dibawah kulit karena semuanya digunakan untuk sumber energi. Secara klinis tampak wajah penderita berbentuk segitiga, menderita gangguan haid terhenti, perut membuncit (karena lemahnya otot perut) dan prolaps anus atau rektal (tampak seperti benjolan usus di anus), sedangkan kwashiorkor umumnya menunjukkan pembengkakan, perubahan warna kulit dan rambut, kurang darah (anemia), pembengkakan hati, lemah dan lesu, serta gangguan berat pada sistem kekebalan tubuh dan kematian dini. Dari dua jenis MEP tersebut yang paling berbahaya adalah kwashiorkor karena tinggi angka kesakitan dan kematiannya.
Kunci agar anak tidak sampai menderita buruk adalah orang tua harus rajin membawa anaknya ke posyandu, agar pertumbuhan anak terkontrol. Memberikan makanan yang bergizi dengan berbagai kombinasi karbohidrat, protein, lemak, sayuran dan buah-buahan serta susu. Sebaiknya dibiasakan pada usia dini yaitu sejak mulai diberi makanan tambahan setengah padat (bubur misalnya) pada usia 6-9 bulan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar