Agendanya, rapat koordinasi Gubernur se-Indonesia. Namun, sehari sebelum kunjungan itu, bentrok mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) dan polisi mengoyak keamanan Makassar. Demonstrasi menolak kedatangan Presiden Senin siang berakhir rusuh. demo Terkait kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Makassar, Sulawesi Selatan, untuk menghadiri Rapat Koordinasi Gubernur se-Indonesia yang akan digelar di Hotel Clariton, Jl.Andi Pettarani, Makassar, 19 Oktober 2010, mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar demo menolak kedatangan SBY dan terjadi aksi lempar batu antara mahasiswa dan polisi. Tidak hanya itu mahasiswa yang katanya berpendidikan dan memiliki jiwa sosial tinggi pun memblokir jalan, membakar ban bekas, bahkan menyandera mobil tanki Pertamina. Bahkan menurut beberapa narasumber mahasiswa menyandera seorang polisi dan menjadi bulan bulanan mahasiswa.
Sebelumnya, bentrok mahasiswa dan polisi tak terelakkan saat negoisasi berakhir buntu. Mahasiswa menolak membuka blokade jalan.
Sekitar pukul 14.12 waktu setempat aksi lempar batu terjadi. Bahkan, mahasiswa mengejar polisi hingga sejauh 100 meter dari kampus, sambil melempari batu.
Pasukan anti huru hara lantas balas melempar ke arah mahasiswa. Sesekali terdengar tembakan peringatan. Jumlah polisi kalah banyak dengan mahasiswa, 30 melawan 200.
Sekitar pukul 14.12 waktu setempat aksi lempar batu terjadi. Bahkan, mahasiswa mengejar polisi hingga sejauh 100 meter dari kampus, sambil melempari batu.
Pasukan anti huru hara lantas balas melempar ke arah mahasiswa. Sesekali terdengar tembakan peringatan. Jumlah polisi kalah banyak dengan mahasiswa, 30 melawan 200.
Menurut saya mahasiswa boleh saja mengemukakan pendapat, tetapi tidak dengan cara anarkis juga, masih banyak cara lain yang bisa dilakukan tanpa harus demo yang berlebihan,dan tentu saja bukan seperti itu cara menyampaikan orasi Bukankah lebih baik jika ada perwakilan dari mahasiswa untuk mengemukakan pendapat. Memang entah menjadi suatu kebiasaan atau tidak kebanyak dari masukan masukan dengan cara baik sulit terwujud dan kekesalan mahasiwa memuncak dan terjadilah. Kalau sudah terjadi siapa yang dirugikan. Semua dirugikan, jadi menurut saya tidak akan ada asap kalau tidak ada api. Begitu juga dengan aksi demo. Jadi lebih baik berkaca pada diri sendiri, tidak ada manusia yang sempurna. Tapi jangan ketidaksempurnaan itu dijadikan alasan. Lakukanlah yang terbaik. Selalu belajar dari kesalahan. Semoga kedepan di indonesia tidak ada lagi aksi aksi demo yang berujung anarkis, dan pemerintah akan sadar akan tanggung jawab mereka jangan sampai disalah gunakan kepercayaan rakyat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar